Kamis, 30 April 2015

PROF. DR. KH. ALI MUSHTHOFA YA’QUB: JANGAN MAU JADI JANGKRIK! Dalam acara seminar sehari di jogjakarta Prof.Dr. KH. Ali Musthofa Ya’qub Imam Besar Masjid Istiqlal dan anggota MUI pusat ( demikian juga salah satu tokoh ulama NU ) menegaskan bahwa terjadinya pertikaian di kalangan umat islam adalah karena dibikin. Orang yang sudah mengaku adalah zionis israel. Dalam protokolat zionis nomor 7 mereka berkomitmen untuk membuat perpecahan di kalangan umat islam di seluruh dunia. Salah satunya adalah dengan mengadu domba sesma sunni dg issu wahabi. Oleh karena itu beliau menulis kitab berbahasa arab berjudul الوهابية ونهضة العلماء ؛ اتفاق في الاصول لا اختلاف Yg juga akan diterbutkan dalam bahasa indonesia dg judul TITIK TEMU NU WAHABI. SEBELUMNYA masalah ini sudah dimuat di republika. Dalam seminar itu beliau mewanti wanti jangan sampai ada yang menjadi jangkrik, yang bisa dikileni oleh yahudi untuk diadu dg sesama jangkrik. Di luar seminar , saya tanya kepada beliau. Apakah antum tahu ada yang membantah makalah antum? Beliau jawab tidak. Lalu saya sampaikan, ada fulan yang membantah makalah antum, katanya “tidak mungkin nu menerima wahabi, sebab terus terang wahabj itu sesat menyesatkan.” Maka beliau menjawab dg tegas: kalau begitu dia itu jangkrik. Masih kelas jangkrik”! Sumber: http://www.gensyiah.com/prof-dr-ali-mushthofa-yakub-jangan-mau-jadi-jangkrik.html dengan sedikit perubahan. Gambar terakhir adalah bukti hadiah buku yang dberikan oleh Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Ya'qub kepada Ustadz Agus Hasan Bashori, Lc. MAg ( Da'I Salafy " Wahhaby ) dari buah karya beliau sendiri yang berjudul الوهابية ونهضة العلماء ؛ اتفاق في الاصول لا اختلاف atau dalam edisi Indonesia TITIK TEMU NU WAHABI.

Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ

Minggu, 26 April 2015

Pengertian Negara Islam dan Negara Kafir menurut pandangan Ahlussunnah.

Negara Islam Vs Negara Kafir

( Gambar: Masjid Nasional Negara Republik Indonesia, Istiqlal di Ibu Kota Jakarta ) 


Sebagian orang yang tidak memiliki pengetahuan tentang agama ini tidak malu
dan memberanikan diri berbicara tentang permasalahan yang sangat besar.

Mereka mendefinisikan negara Islam menurut hawa nafsunya. Mereka melontarkan syubhat yang membuat keraguan dan melemparkan kedustaan yang membingungkan.