Jumat, 28 September 2012

‘Udzur Atas Kejahilan dalam Permasalahan ‘Aqiidah Oleh: Ustadz Abul Jauzaa


Sebagian orang mengatakan para ulama telah sepakat (ijma’) peniadaan ‘udzur atas kejahilan dalam masalah ‘aqidah, sehingga tidak dipersyaratkan adanya iqaamatul-hujjah (dengan syarat kepahaman terhadap khithaab nash).[1] Pemahaman ini berjangkit di sebagian kelompok takfiriy, sehingga mereka pun serampangan dalam mengkafirkan kaum muslimin yang tidak sepaham dengannya. Tidak lupa, mereka memberikan cap pada orang-orang yang tidak turut mengkafirkan orang yang mereka kafirkan sebagai Murji’ah. Bahkan mereka mengatakan ‘udzur dengan sebab kejahilan adalah perkara bid’ah dalam agama yang diada-adakan oleh orang-orang belakangan.

Benarkah apa yang mereka omongkan tersebut ?.
Jawab : Tidak benar, karena para ulama telah berselisih pendapat dalam permasalahan ini.
Berikut di antara perkataan mereka yang membolehkan adanya ‘udzur dengan sebab kejahilan[2] :
1.     Al-Imaam Asy-Syaafi’iy rahimahullah.
Al-Imaam Asy-Syaafi’iy rahimahullah ketika membahas permasalahan al-asmaa’ wash-shifaat yang telah tsabt dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, berkata :
فإن خالف ذلك بعد ثبوت الحجة عليه، فهو بالله كافر، فأما قبل ثبوت الحجة عليه من جهة الخبر فمعذور بالجهل، لأن علم ذلك لا يدرك بالعقل، ولا بالروية والفكر
“Apabila ia menyelisihi hal itu setelah tegaknya hujjah padanya, maka ia kafir terhadap Allah. Namun jika penyelisihannya itu sebelum tegak hujjah khabar padanya, maka ia diberikan ‘udzur dengan sebab kejahilannya, karena ilmu tentang hal itu tidaklah dicapai dengan akal, pandangan, dan pemikiran” [Thabaqaatul-Hanaabilah, 1/263, Itsbaatu Shifaatil-‘Ulluw li-Ibni Qudaamah no. 90, dan Siyaru A’laamin-Nubalaa’, 10/79-80].

Kamis, 27 September 2012

Fiqih Qurban Oleh: Ustadz Abu Mushlih Ari Wahyudi

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya, Maka shalatlah untuk Rabbmu dan sembelihlah hewan.” (QS. Al Kautsar: 2). Syaikh Abdullah Alu Bassaam mengatakan, “Sebagian ulama ahli tafsir mengatakan; Yang dimaksud dengan menyembelih hewan adalah menyembelih hewan qurban setelah shalat Ied.” Pendapat ini dinukilkan dari Qatadah, Atha’ dan Ikrimah (Taisirul ‘Allaam, 534 Taudhihul Ahkaam, IV/450. Lihat juga Shahih Fiqih Sunnah II/366). Dalam istilah ilmu fiqih hewan qurban biasa disebut dengan nama Al Udh-hiyah yang bentuk jamaknya Al Adhaahi (dengan huruf ha’ tipis)
Pengertian Udh-hiyah
Udh-hiyah adalah hewan ternak yang disembelih pada hari Iedul Adha dan hari Tasyriq dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah karena datangnya hari raya tersebut (lihat Al Wajiz, 405 dan Shahih Fiqih Sunnah II/366)

Keutamaan Qurban
Menyembelih qurban termasuk amal salih yang paling utama. Ibunda ‘Aisyah radhiyallahu’anha menceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah anak Adam melakukan suatu amalan pada hari Nahr (Iedul Adha) yang lebih dicintai oleh Allah melebihi mengalirkan darah (qurban), maka hendaknya kalian merasa senang karenanya.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al Hakim dengan sanad sahih, lihat Taudhihul Ahkam, IV/450)

Sikap Ulama Salaf Terhadap Penentang Sunnah Oleh: Ustadz Qomar Suaidi, Lc

Marah adalah sikap yang segera ditunjukkan para ulama Salaf kepada orang-orang yang suka membantah Sunnah Nabi.
Para ulama Salaf adalah orang-orang yang sangat tinggi ghirah-nya (semangatnya) terhadap Sunnah Nabi. Mereka makmurkan jiwa mereka dengan As Sunnah sehingga tatkala muncul dari seseorang sikap menyangkal As Sunnah atau enggan untuk tunduk terhadap aturan As Sunnah, secara spontan mereka ingkari dengan pengingkaran yang tegas sebagai hukuman dan peringatan. Hal itu nampak jelas dalam kisah-kisah yang sampai kepada kita, di antaranya:
Ketika Abdullah bin Umar c mengatakan: Saya mendengar Nabi bersabda:
“Jangan kalian larang istri-istri kalian ke masjid jika mereka minta ijin ke sana,”
maka Bilal bin Abdillah mengatakan: ‘Demi Allah aku sungguh-sungguh akan melarang mereka.’ Maka Abdullah bin Umar c menghadap kepadanya dan mencaci makinya. (Yang meriwayatkan kisah ini mengatakan: ‘Saya tidak pernah mendengar dia mencaci maki seperti itu sama sekali.’). Dan mengatakan, aku katakan kepadamu ‘Bersabda Rasulullah’ lalu kamu katakan ‘Demi Allah aku akan melarang mereka?!’ (Shahih, HR. Muslim no. 988)

Mereka Menghina Manusia Pilihan Oleh: Ustadz Ja'far Shalih






Sungguh Allah telah menganugrahkan kepada ummat ini hidayah dengan diturunkan kepada mereka Al Qur’an. Sebuah kitab yang Allah jadikan sebagai petunjuk dan pedoman dalam segala situasi dan keadaan. Andaikan ummat ini konsisten dalam berpedoman kepadanya pastilah kebahagiaan dan kedamaian yang akan mereka raih bukan selainnya.
Allah berfirman, “Sesungguhnya al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. 17:9)
Akan tetapi jauhnya mereka (muslimin) dari petunjuk ini menjadikan mereka terjerumus ke dalam jerat-jerat syaithan yang membinasakan. Seperti peristiwa yang terjadi belum lama ini. Ummat Islam di banyak negara rama-ramai berdemonstrasi memprotes pembuatan film yang melecehkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam hingga mengakibatkan jatuhnya banyak korban dan kerugian dari pihak kaum muslimin sendiri.

Rabu, 26 September 2012

SIAPA SEBENARNYA PEMBANGKIT RADIKALISME DAN TERORISME MODERN DI TENGAH UMAT ISLAM? Oleh : Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, MA

Dunia internasinal secara umum dan negeri-negeri Islam secara khusus, telah digegerkan oleh ulah segelintir orang yang menamakan dirinya sebagai pejuang kebenaran. Dahulu, banyak umat Islam yang merasa simpatik dengan ulah mereka, karena sasaran mereka adalah orang-orang kafir, sebagaimana yang terjadi di gedung WTC pada 11 September 2001. Akan tetapi, suatu hal yang sangat mengejutkan, ternyata sasaran pengeboman dan serangan tidak berhenti sampai di situ. Sasaran terus berkembang, sampai akhirnya umat Islam pun tidak luput darinya. Kasus yang paling aktual ialah yang menimpa Pangeran Muhammad bin Nayif Alus Sa'ûd, Wakil Menteri Dalam Negeri Kerajaan Saudi Arabia.

Dahulu, banyak kalangan yang menuduh bahwa pemerintah Saudi berada di belakang gerakan tidak manusiawi ini. Mereka menuduh bahwa paham yang diajarkan di Saudi Arabia telah memotivasi para pemuda Islam untuk bersikap bengis seperti ini. Akan tetapi, yang mengherankan, tudingan ini masih juga di arahkan ke Saudi, walaupun telah terbukti bahwa pemerintah Saudi termasuk yang paling sering menjadi korbannya?

Selasa, 25 September 2012

Berwisata di Kesejukan Banyu Windu Limbangan Kendal



Desa Banyu Windu menawarkan wisata hijau. Mengamati pergerakan burung atau kehidupan kupu-kupu sambil menikmati kesejukan hawa pegunungan.

Setelah menempuh kurang lebih tiga jam perjalanan darat dari kota Semarang, saya akhirnya tiba di Desa Limbangan. Desa yang sejuk ini masih termasuk dalam wilayah administrasi kota Kendal, Jawa Tengah. Letaknya persis berada di lereng sebelah barat gunung Ungaran.

Minggu, 23 September 2012

(LENGKAP) KISAH YA’JUJ WA MA’JUJ & TEMBOK BENTENG DZULQORNAIN : Apakah mereka sudah ada sekarang? Dimanakah Lokasi Ya’juj & Ma’juz apakah di Rusia-Soviet/China? | Benarkah mereka adalah bangsa Mongol (Tartar)?

Sifat-sifat dan Ciri “Bangsa Ya’juj Wa Ma’juj” : Mereka adalah manusia keturunan Adam, jumlahnya sangat besar, perusak, tidak pandai berbicara dan tidak fasih, bermata kecil (sipit), berhidung kecil, lebar mukanya, merah warna kulitnya seakan-akan wajahnya seperti perisai

Mengenal Ya’juj dan Ma’juj

Kemunculan sebuah bangsa yang akan menciptakan kekacauan serta kerusakan di muka bumi telah ditakdirkan Allah subhanahuwata’ala sebagai salah satu penanda kiamat besar. Siapakah dan bagaimanakah mereka?
Di dalam beberapa hadits tentang tanda-tanda hari kiamat kubra, disebutkan ada sepuluh tanda hari kiamat. Di antaranya adalah keluarnya Ya`juj wa Ma`juj. Berita tentang keluarnya Ya`juj wa Ma`juj bukan hanya mutawatir, bahkan disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya’ ayat 96-97: Hingga apabila dibukakan (dinding) Ya’juj dan Ma’juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah datangnya janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata): “Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang dzalim.” Ibnu Katsir rahimahullahu menerangkan: mereka adalah dari keturunan Adam ‘alaihissalam dari keturunan Nabi Nuh ‘alaihissalam, dari anak keturunan Yafits yakni nenek moyang bangsa Turki yang terisolir oleh benteng tinggi yang dibangun oleh Dzulqarnain.

Sabtu, 22 September 2012

Fatwa MUI Pusat Tentang Pluralisme

KEPUTUSAN FATWA
MAJELIS ULAMA INDONEISA
Nomor : 7/MUNAS VII/MUI/II/2005
Tentang
PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Musyawarah Nasional MUI VII, pada 19-22 Jumadil Akhir 1246 H. / 26-29 Juli M.;
MENIMBANG :
  1. Bahwa pada akhir-akhir ini berkembang paham pluralisme agama, liberalisme dan sekularisme serta paham-paham sejenis lainnya di kalangan masyarakat;
  2. Bahwa berkembangnya paham pluralisme agama, liberalisme dan sekularisme serta dikalangan masyarakat telah menimbulkan keresahan sehingga sebagian masyarakat meminta MUI untuk menetapkan Fatwa tentang masalah tersebut;
  3. Bahwa karena itu , MUI memandang perlu menetapkan Fatwa tentang paham pluralisme, liberalisme, dan sekularisme agama tersebut untuk di jadikan pedoman oleh umat Islam.

Kamis, 20 September 2012

Cara Mudah Memahami Fiqh Haji Oleh : Ust. Sofyan Chalid

بسم الله الرحمن الرحيم

Memahami fiqh haji dalam waktu kurang lebih 1 menit dalam 6 poin berikut:

    Tanggal 8 Dzulhijjah: Melakukan ihram, pergi ke Mina sebelum zhuhur. Sholat zhuhur, ashar, maghrib, isya’ dan shubuh di Mina (dengan mangqoshor sholat 4 raka’at menjadi dua raka’at tanpa dijama’), mabit (bermalam) di Mina.
    Tanggal 9 Dzulhijjah: Setelah terbit matahari pergi ke Arafah, sholat zhuhur dan ashar, dijama’ taqdim dan diqoshor dengan satu adzan dan dua iqomah. Berdiam di Arafah sambil berdzikir dan doa sampai terbenam matahari. Jika telah terbenam matahari, pergi ke Muzdalifah untuk bermalam di sana. Lakukan sholat maghrib dan isya’ dijama’ dan diqoshor, lalu bermalam di Muzdalifah dan sholat shubuh di sana.
    Tanggal 10 Dzulhijjah: Pergi ke Mina sebelum terbit matahari, melempar jamroh ‘aqobah, menyembelih hadyu, memendekkan atau mencukur rambut, thawaf ifadhah dan sa’yu, mabit di Mina.
    Tanggal 11 Dzulhijjah: Jika matahari telah tergelincir, melempar tiga jamrah, dimulai dari jamroh sughro (yang terletak di samping masjid Al-Khaif), lalu jamroh wustho, lalu jamroh kubro (yang dikenal dengan jamroh ‘aqobah). Kembali mabit di Mina.
    Tanggal 12 Dzulhijjah: Melakukan amalan yang sama dengan tanggal 11 Dzulhijjah. Kembali mabit di Mina, kecuali bagi yang telah berniat untuk bersegera mengakhiri amalan hajinya (mengambil nafar awwal), hendaklah melakukan thawaf wada’.
    Tanggal 13 Dzulhijjah: Melakukan amalan yang sama dengan amalan tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah lalu melakukan thawaf wada’.

Selasa, 18 September 2012

Kriteria Negara Islam Menurut Ahlussunnah Wal Jama’ah

Bismillah
Sebuah negara, walaupun bermasyarakat plural (majemuk) dan mempunyai perbedaan agama dan budaya, namun apabila mayoritas rakyatnya beragama Islam, dipimpin oleh penguasa yang beragama Islam, keselamatan, kekuatan dan pertahanan masih dikuasai oleh pemimpin Islam, pemimpinnya masih mendirikan solat, laungan suara azan masih terus berkumandang dan penguasa masih menguasai urusan kaum Muslimin, maka ia dinamakan negara Islam. Petanda negara Islam yang dijelaskan oleh Imam Nawawi dan Imam Ahmad yang disebut di atas, dalilnya diambil dari beberapa buah hadis sahih, antaranya sabda Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa-sallam:
“Akan ada selepas peninggalanku nanti pemimpin yang kamu mengenalinya dan mengingkari kejahatannya, maka sesiapa yang mengingkari kejahatannya (bermakna) dia telah berlepas diri dan sesiapa yang membenci kejahatannya dia telah selamat, akan tetapi orang yang meredhai kejahatannya akan mengikuti kejahatannya. Apakah tidak kita perangi mereka dengan pedang (wahai Rasulullah!) ? Baginda menjawab: Jangan! Selagi mereka masih mendirikan solat di kalangan kamu”. (Hadis Riwayat Muslim 6/23)

Sabtu, 15 September 2012

(GAMBAR LENGKAP) PANDUAN & CARA PENGURUSAN JENAZAH DALAM ISLAM : Tata cara memandikan,mengkafani dan menguburkan jenazah/mayyit sesuai tuntunan syariat disertai ilustrasi gambar pendukungnya | (DOWNLOAD GRATIS) KAJIAN MP3 TATACARA PENGURUSAN JENAZAH SESUAI SUNNAH YANG SYAR”IE | Al Ustadz Ruwaifi’ bin Sulaimi,Lc

Tata Cara Pengurusan Jenazah [disertai gambar!] & (DOWNLOAD GRATIS) KAJIAN MP3 TATACARA PENGURUSAN JENAZAH SESUAI SUNNAH YANG SYAR”IE |Al Ustadz Ruwaifi’ bin Sulaim,Lc

Berikut ini kami sajikan kepada anda secara ringkas tata cara mengkafani, memandikan dan menguburkan jenazah sesuai tuntunan syariat disertai ilustrasi gambar pendukungnya. Semoga bermanfaat.

A. TATA CARA MEMANDIKAN JENAZAH

1. Alat dan bahan yang dipergunakan
alat & bahan
Alat-alat yang dipergunakan untuk memandikan jenazah adalah sebagai berikut:
- Kapas
- Dua buah sarung tangan untuk petugas yang memandikan
- Sebuah spon penggosok
- Alat penggerus untuk menggerus dan menghaluskan kapur barus – Spon-spon plastik
- Shampo
- Sidrin (daun bidara)
- Kapur barus
- Masker penutup hidung bagi petugas
- Gunting untuk memotong pakaian jenazah sebelum dimandikan
- Air
- Pengusir bau busuk dan  Minyak wangi
 >Daun Sidr (Bidara)

Jumat, 14 September 2012

Buku Putih Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahab

بسم الله الرحمن الرحيم
Segala puji bagi Allah semata. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.
Dari dulu hingga sekarang, perdebatan serta perbincangan seputar Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah dan jalan dakwahnya, terus berkecamuk antara mereka yang pro dan yang kontra.
Dan yang mengherankan dari dakwaan mereka yang kontra -yang melontarkan tuduhan-tuduhan kepada Syaikh- adalah: omongan mereka yang kosong dari dalil berupa bukti dari perkataan Syaikh atau tulisan beliau di dalam kitab-kitabnya, yang ada hanyalah tuduhan-tuduhan yang dilontarkan oleh orang-orang yang terdahulu, lalu ‘difotokopi’ oleh para pewaris mereka.
Kami kira setiap orang yang obyektif sepakat bahwa jalan yang paling tepat untuk mengenal hakikat pemikiran seseorang adalah dengan cara kembali langsung kepada orang tersebut atau kepada referensi-referensi yang otentik.
Alhamdulillah tulisan-tulisan serta ucapan-ucapan Syaikh (Muhammad bin Abdul Wahhab -ed) sampai saat ini masih ada dan mudah untuk didapatkan. Dengan menelaah tulisan-tulisan tersebut, benar tidaknya isu-isu yang sementara ini tersebar di masyarakat akan terlihat. Adapun tuduhan-tuduhan yang tanpa bukti, maka ini bagaikan fatamorgana yang tidak ada hakikatnya.
Di tulisan ini, kami akan memaparkan ucapan-ucapan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab yang kami nukil dengan penuh amanah dari referensi-referensi otentik yang menghimpun perkataan-perkataan beliau. Peran kami dalam buku ini hanyalah sebagai penyusun.

Ulama Sejagad Membela Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah


Oleh Prima Ibnu Firdaus Al-Mirluny di Salaf on facebook

-bantahan terhadap buku Idahram alias Marhadi yang berjudul "Ulama Sejagad Menggugat Wahhabi- 

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarkatuh.
Bismillah.
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله
يَا أَيُّهَا الّذِينَ آمَنُواْ اتّقُواْ اللّهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مّسْلِمُونَ
يَآ أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْراً وَنِسَآءً وَاتَّقُوْا اللَّهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْباً
يَا أَيُّهَا الّذِينَ آمَنُواْ اتّقُواْ اللّهَ وَقُولُواْ قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماًً
أما بعد: فإن أصدق الكلام , كلام الله . وخير الهدي , هدي محمد صلى الله عليه وسلم . وشر الأمور محدثاتها , وكل محدثة بدعة , وكل بدعة ضلالة , وكل ضلالة في النار
Amma ba’du :
Idahram menulis buku yang berjudul "Ulama Sejagad Menggugat Salafi Wahabi" Dari judulnya saja sudah nampak kedustaan atas buku ini. Dari sisi judul saja, buku ini sudah salah. Benarkah ulama seluruh dunia telah menggugat dakwah dan kaum Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab? Padahal banyak para ulama yang membela dakwah tauhid yang dihidupkan kembali oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
Mungkin yang dimaksud Idahram itu yang menggugat Salafi Wahhabi adalah Abdul Karim Al-Khatib, Muhammad Abu Zahrah, Muhammad Sa'id al-Buthi, atau yang semisal mereka. Yang anti terhadap dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah. Lalu Ulama Sejagad mana yang dimaksud oleh Idahram?
Jika menelaah kitab para ulama, maka gugatan Abdul Karim Al-Khatib, Muhammad Abu Zahrah, Muhammad Sa'id Al-Buthi sudah di jawab dengan ilmiah oleh Syaikh Prof. DR.Shaleh Fauzan al-Fauzan. -silahkan memabaca jawaban ilmiah Syaikh Shaleh Fauzan dalam masalah ini-
Berikut Beberapa pandangan Ulama Timur dan Barat tentang Dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah

Senin, 10 September 2012

Wajibnya Taat Kepada Penguasa Oleh: Ustadz Hammad ( Pengajar Ma'had Madrasah Al Atsariyyah Bekasi )

Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri (penguasa) di antara kalian.” (QS. An-Nisa`: 59)

Dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda:
عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ إِلَّا أَنْ يُؤْمَرَ بِمَعْصِيَةٍ فَإِنْ أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلَا سَمْعَ وَلَا طَاعَةَ
“Wajib atas setiap muslim untuk mendengar dan taat (kepada penguasa), baik pada sesuatu yang dia suka atau benci. Akan tetapi jika dia diperintahkan untuk bermaksiat, maka tidak ada kewajiban baginya untuk mendengar dan taat.” (HR. Al-Bukhari no. 7144 dan Muslim no. 1839)

Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
وَمَنْ بَايَعَ إِمَامًا فَأَعْطَاهُ صَفْقَةَ يَدِهِ وَثَمَرَةَ قَلْبِهِ فَلْيُطِعْهُ إِنْ اسْتَطَاعَ فَإِنْ جَاءَ آخَرُ يُنَازِعُهُ فَاضْرِبُوا عُنُقَ الْآخَرِ
“Dan barangsiapa yang berbaiat kepada seorang pemimpin (penguasa) lalu bersalaman dengannya (sebagai tanda baiat) dan menyerahkan ketundukannya, maka hendaklah dia mematuhi pemimpin itu semampunya. Jika ada yang lain datang untuk mengganggu pemimpinya (memberontak), penggallah leher yang datang tersebut.” (HR. Muslim no. 1844)